Selasa, 15 Desember 2015

PILIHAN SUDAH DIPUTUSKAN MAKA HARUS DIJALANKAN (STORY 1)



PILIHAN SUDAH DIPUTUSKAN MAKA HARUS DIJALANKAN
Ini kisah masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang untuk kamu, dia, aku, mereka, kalian, atau untuk siapa saja yang pernah merasakan benar – benar  MENCINTAI dan MENYAYANGI seseorang. Cerita ini bukan tentang CINTA, tetapi tentang sebuah PILIHAN untuk menikmati anugerah KEHIDUPAN yang diberikan dengan cuma – cuma.
Seiring bertambahnya usia dan kedewasaan baik fisik maupun psikis maka bertambah juga pengalaman yang akan mengajarkan kita tentang kehidupan. Suka duka, tawa – canda dan air mata, kecewa, rindu, penasaran, kehilangan harapan dan harapan penuh, gagal – berhasil, semangat dan bahkan tak berdaya pasti menyelimuti setiap perjalanan hidup setiap orang. Demikian dengan saya. Yah dengan saya.
Saat itu, masa – masa yang sangat membahagiakan. Doa yang selama ini aku panjatkan telah dijawab Tuhan dengan caranya, yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mencintai dan dicintai. Aku dan dia dipertemukan dalam perjalanan yang mengajarkan tentang kehidupan dan dunia. Aku mengenalnya di salah satu jalan menuju impianku. Dari sekian banyak bintang, aku memilih cahanya menjadi pengiring langkahku. Semangat yang menggairah, tawa –canda, dan kehangatan yang ada dalam keadaan apapun. Keadaan bahagia atau keadaan terpuruk sekalipun. Kebersamaan yang aku dan dia ciptakan dengan pertemuan – pertemuan singkat untuk melepas rindu dengan segudang hambatan. Tak sedikitpun waktu kami lewatkan tanpa saling memberi kabar dan bercerita. Dia pria hebat yang pernah saya temui. Dia sangat menyayangiku. Dia sangat khawatir ketika sesuatu yang tidak baik terjadi padaku. Bahkan dia sangat marah ketika aku terlambat makan, ketika aku tidak sarapan sebelum kerja, ketika aku mandi terlalu malam, ketika aku keluar di malam hari, ketika aku terlalu lama bercerita dengan teman, ketika aku malas mengerjakan tanggungjawabku, dan ketika aku tidur larut malam. Jika aku tidak enak badan, itu membuatnya sangat khawatir dan sedih.  Dia tak pernah lupa mengingatkanku untuk minum air putih, untuk minum obat, dan pakai selimut ketika tidur. Yah, semua itu hal yang sangat sepele dan mungkin hal yang menggelikkan untuk beberapa orang. Namun semua itu sangat aku nikmati selama setahun lebih. Dari hal kecil itu, aku jadi terbiasa untuk melakukan semuanya.
Dia ada untukku setiap apapun yang kurasakan. Setiap hari tiga kata pasti disebutkannya ketika hendak menutup mata di malam hari. I LOVE YOU. Itu yang juga menemani tidurku dan membangunkanku keesokan harinya. Hari – hariku sungguh sempurna dengan ketidaksempurnaan cinta kami. Cinta kami tidak sempurna karena kami memiliki segudang perbedaan yang mungkin mustahil buat kami. Namun kami menikmati setiap proses yang ada sampai kami lupa dengan perbedan itu. Kami mengikrarkan sebuah KOMITMEN yang akan kami capai walau apapun yang terjadi. Semua perhatian dan kepeduliannya membuat aku terlalu manja dan lupa akan arti kehilangan. Karena aku merasa sudah memilikinya. Yah, aku miliknya dan dia milikku. Perselisihan dan pertengkaran yang kadang juga mengisi kebersamaan kami, membuat kami semakin sadar bahwa kami saling mencinti, saling menyayangi. Cinta kami tidak sempurna ? itu tidak benar. Cinta kami sangat sangat sempurna. Kami bahagia. Sejuta kebahagiaan yang kami rasakan yang tak bisa kuungkapkan dengan kata – kata.dan mungkin hanya kami yang merasakannya. Dia begitu mempesona. Dia bukan pangeran, atau seorang raja seperti cerita dongeng. Dia sangat sederhana dengan ciri khas yang dia punya. Dia sangat cerdas dan bijaksana. Aku bangga memilikinya. Bahkan jika orang tau, mereka akan iri dengan cinta yang kami punya. Mereka akan iri padaku yang tidak sempurna memiliki dia yang sangat mempesona. Sungguh bahagia. Aku bahagia.
Kehidupan terus berjalan. Mungkin hanya satu yang tidak akan pernah berubah di dunia ini, yaitu perubahan itu sendiiri. Bahkan mungkin cinta dan sayang bisa berubah. Yah, teori itu tidak berlaku umum. Tapi yang pasti itu kenyataan yang aku hadapi. Ketika aku sudah sangat sangat menyayangi dan mencintai dia, ketika aku tidak mau kehilangan dia, ketika aku sudah mengirarkan komitmen itu pada Tuhanku, dan ketika aku sudah memberikan apa yang bisa aku berikan padanya, PERUBAHAN kehidupan itu datang. Waktunya tiba. Waktu di mana dulu aku mengatakan padanya aku takut kehilangan dia. Waktu di mana dulu aku mengatakan padanya aku takut kehilangan cintanya. Aku sudah terlalu manja memilikinya, aku sudah menutup hati untuk siapapun yang secara logika lebih cocok buatku. Aku menutup hatiku karena aku sudah yakin dengan pilihanku. Aku yakin dengan hatiku, dengan perasaan cinta yang aku rasakan. AKU YAKIN. Karena aku sangat mencintai dan menyayanginya.

Masa abu – abu dan gelap sudah datang. Itu roda kehidupanku. Tentangnya, tetap menjadi topik utama dalam ceritaku dengan Tuhanku. Beribu kata kurangkai dan kuberikan padanya tak menghasilkan apapun. DIA MENGHILANG. Yah, bagai seorang ksatria yang punya jurus untuk menghilangkan diri dari hadapanku, dari cintaku dan dari kehidupanku. Segudang pertanyaan yang kutanyakan padanya dan sembari berharap dengan penuh air mata hanya membuahkan air mata. Aku tak menemukan jawaban itu. Penyebabnya apa? Apakah hanya karena aku telah mencari alasan dan merasa telah membohonginya? Atau apakah karena dia sudah bosan, atau dia tidak mencintaiku lagi ? itu pertanyaan yang bahkan saat ini aku belum temukan jawabannya.
Beberapa bulan sudah kujalani kehidupanku yang diselimuti kegelapan dengan bantal yang abu – abu. Yah semuanya kelihatan gelap.  Rasa kehilangan yang luar biasa yang aku lalui setiap hari tanpanya. Tanpa kabarnya. Dia DIAM, DIAM, dan DIAM. Aku kehilangan semua mimpi, harapan, dan masa depanku. Bahkan di tengah keramaian, hatiku merasa sepi. Aku sendirian. Aku benar – benar kehilangan.
Setiap hari aku berdoa untuknya, menanyakan kabarnya pada Tuhanku. Setiap hari air mata jatuh bercucuran membasahi pipi, setiap hari hidup dalam bayang – bayang yang ilusi, semua bayang – bayang tentangnya, tentang kebersamaan dulu, dan tentang pribadinya yang dulu sebagai seorang yang mempesona. Semua tentangnya. Aku menceritakan semuanya pada Tuhanku. Walau terkadang aku putus asa untuk berharap pada seorang manusia, namun hatiku tak bisa ku lawan, hatiku tak bisa ku bendung. Bahkan aku bertanya pada Tuhanku, hatiku ini terbuat dari apa. Sungguh konyol. Bodohnya lagi saat aku menyalahkan Tuhanku atas semua masa gelap yang ku lalui ini. Masa gelap yang tak tau kapan berakhir. Aku sadar bahwa kegelapan ini akan berubah menjadi terang. Aku sadar pasti berlalu. Namun hati ini sungguh konyol. Hati ini sungguh menyiksa hari – hariku. Hati ini sungguh menyiksa harapan, impian dan masa depan ku. Adakah cinta yang salah ? jika salah, mengapa dikatakan cinta ? Lagi – lagi, hanya waktu yang bisa menjawab dengan perubahan kehidupan.
Saat – saat aku membutuhkannya, dia tak ada lagi di sini. Dia tak ada lagi buatku. Dia meninggalkan aku. Dia menghilang. Dia tak peduli lagi denganku, dengan keadaanku, dengan ceritaku, dengan tangisku berharap padanya, dengan semuanya yang aku katakan dan bahkan dengan cintaku. DIA JUGA BERUBAH. Dia sudah menutup hatinya karena kesalahan yang aku buat. Pertanyaan lagi dalam hati ini, apakah selama ini dia benar – benar mencintaiku ? jika ya, mengapa dia bisa melakukan ini semua terhadapku. Dia tega dan sanggup membiarkanku dengan air mata, tak berdaya dan kehilangan harapan. Dia sanggup melakukan ini padaku. Pada akhirnya dia menyelimuti hariku dengan kegelapan dan hujan yang sangat deras. Dengan angin yang sangat kencang. Terkadang aku tidak membuat diriku berharga di hadapanya, aku membuang segala gengsi dan tidak memakai logika ku. Hanya untuk membuatnya bisa bicara sepatah saja untukku. Namun semuanya sia- sia. Aku tidak mengerti. Bahkan aku tidak sanggup harus melewati masa kegelapan ini.  Kesedihan sudah menjadi teman baikku, air mata sudah menjadi sahabat buatku. Dengan memikirkan komitmen yang dulu pernah kami ikrarkan. Tapi dengan mudahnya dia lupakan. Aku tau dia bukan pria jahat. Aku tau dia bukan pria yang orang pikirkan.dia bukan pria biasa yang menyakiti hati orang yang diicintainya. Aku sadar itu. Namun, dia masih tetap diam.
Dalam masa kelam ku ini, banyak yang ingin aku katakan padanya. Jika ini merupakan kata terakhir buatnya. Aku sudah siap. Aku hanya ingin mengucapkan segudang terima kasih padanya. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang pernah aku rasakan, yang pernah mengisi hari – hariku. Terimakasih atas perhatian dan kepedulian yang luar biasa padaku. Terimakasih untuk kekuatan yang dia beri dalam langkahku, hingga aku tetap bertahan dan meneruskan jalanku.
Roda kehidupan  memaksaku mundur dari sisinya. Saat aku mulai tersadar, dunia kami berbeda, dan aku harus lebih dominan menggunakan logika daripada hati. Walau nyatanya sebaliknya. Dia telah sibuk dengan mimpinya sehingga lupa pada janji dan komitmen yang sempat diikrarkan dulu. Aku masih terlalu lemah untuk menjadi tempat bersandar buatnya dan aku masih terlalu egois untuk memahaminya. Melepasnya kuyakini sebagai cara untuk meringankan bebannya. Setidaknya aku membiarkannya memilih dunia yang bisa membuatnya bahagia dan tersenyum bangga. Melepasnya adalah bukti bahwa rasa yang kumiliki tulus dari hati. Memaksanya untuk tetap bersamaku dan menahannya hanya akan menghambat langkahnya untuk berjalan.
“Berlarilah secepat mungkin, dan raihlah impianmu. Aku akan menjaga dan mengawasimu melalui doa dan jendela informasi yang bisa kudapat, dan itu sudah cukup menjadi pengisi hari – hariku. Janji yang kulepas semoga bisa kamu pahami. Menahanmu tetap bersamaku hanya akan memperlambat langkahmu. Jika nanti kita tidak digariskan bersama, tak ada alasan bagiku untuk kecewa dan ingatlah aku yang selalu memandangmu dengan air mata yang tak tau kapan berhenti mengalir dan yang selalu menjaga dalam doaku. Kamu sudah menjadi sejarah dalam hidupku. Kamu sudah menjadi bagian dalam cerita hidupku. Dan aku akan selalu mengingat cintamu”.
 Saat ini dan seterusnya, aku hanya bisa berdoa pada Tuhanku, supaya aku bisa membuka hati lagi dan diberikan kesempatan untuk bisa merasakan lagi kebahagiiaan dulu. Bersama dia yang bukan untuk membuka selimut kelamku, yang bukan untuk mengeluarkanku dari kegelapan, tetapi hanya untuk mencintaiku seumur hidupnya. Ini rencaNYA. Semoga aku bisa menerima, menjalani, dan menikmati setiap rencaNYA. Karena kutau itu yang terbaik dalam hidupku. Masa lalu jadi pembelajaran hidup buatku. Jika rencanaNYA pada akhirnya akan mempertemukan aku dengannya yang mempesona dulu, semoga aku bisa bertahan dalam selimut gelap ini, sehingga akhirnya dia kembali datang padaku untuk membuka selimut itu dan memenuhi komitmen yang dulu sempat diikrarkan. Semua pasti berubah. Kegelapan akan diganti dengan terang yang bersinar yang memancarkan cahanya. Dan itu masa yang pasti sangat membahagiakan. Terima kasih Tuhanku, aku bersyukur atas pembelajaran hidup ini. Semua ini mendewasakanku dan mendekatkan ku padaMU yang sempurna. Engkau yang tak pernah mengecawakan. Engkau cintaku. Engkau kehidupanku. Aku sudah memberikan sebuah PILIHAN. Pilihan yang dalam setahun lebih sudah aku jalani. Terima kasih atas pilihan itu. Walau secara logika, rasanya pilihanku itu salah. Namun aku yakin pilihanku tidak salah, bahkan ketika aku memberikan pilihan lagi. Yah, sebuah PILIHAN kehidupan dengan melepasnya, dengan melancarkan jalannya menuju impiannya. Segala yang terbaik buatnya. Semoga dia bisa tersenyum bahagia dengan pilihan ini. Walau hatiku sendiri merasakan kehilangan semuanya, walau hanya ada kesedihan dan air mata. Aku yakin Tuhan akan menggantikan air mata ini dengan sukacita dan damai. Pilihan sudah diputuskan maka harus dijalankan dalam keadaan apapun.
Terimakasih cerry. ^_^

Ini bukan kisah tentang cinta, tapi kisah tentang sebuah pilihan kehidupan. Yang di dalamnya terselubung maksud yang sangat dalam, yang mungkin hanya 3 orang yang mengerti kisah ini. Aku, dia, dan Tuhan.

Sekian.
By : Ervides





Tidak ada komentar:

Posting Komentar