PILIHAN SUDAH DIPUTUSKAN MAKA
HARUS DIJALANKAN
Ini kisah masa
lalu, saat ini, dan masa yang akan datang untuk kamu, dia, aku, mereka, kalian,
atau untuk siapa saja yang pernah merasakan benar – benar MENCINTAI dan MENYAYANGI seseorang. Cerita
ini bukan tentang CINTA, tetapi tentang sebuah PILIHAN untuk menikmati anugerah
KEHIDUPAN yang diberikan dengan cuma – cuma.
Seiring
bertambahnya usia dan kedewasaan baik fisik maupun psikis maka bertambah juga
pengalaman yang akan mengajarkan kita tentang kehidupan. Suka duka, tawa –
canda dan air mata, kecewa, rindu, penasaran, kehilangan harapan dan harapan
penuh, gagal – berhasil, semangat dan bahkan tak berdaya pasti menyelimuti
setiap perjalanan hidup setiap orang. Demikian dengan saya. Yah dengan saya.
Saat
itu, masa – masa yang sangat membahagiakan. Doa yang selama ini aku panjatkan
telah dijawab Tuhan dengan caranya, yaitu dengan memberikan kesempatan untuk
mencintai dan dicintai. Aku dan dia dipertemukan dalam perjalanan yang
mengajarkan tentang kehidupan dan dunia. Aku mengenalnya di salah satu jalan
menuju impianku. Dari sekian banyak bintang, aku memilih cahanya menjadi
pengiring langkahku. Semangat yang menggairah, tawa –canda, dan kehangatan yang
ada dalam keadaan apapun. Keadaan bahagia atau keadaan terpuruk sekalipun.
Kebersamaan yang aku dan dia ciptakan dengan pertemuan – pertemuan singkat
untuk melepas rindu dengan segudang hambatan. Tak sedikitpun waktu kami
lewatkan tanpa saling memberi kabar dan bercerita. Dia pria hebat yang pernah
saya temui. Dia sangat menyayangiku. Dia sangat khawatir ketika sesuatu yang
tidak baik terjadi padaku. Bahkan dia sangat marah ketika aku terlambat makan,
ketika aku tidak sarapan sebelum kerja, ketika aku mandi terlalu malam, ketika
aku keluar di malam hari, ketika aku terlalu lama bercerita dengan teman, ketika
aku malas mengerjakan tanggungjawabku, dan ketika aku tidur larut malam. Jika
aku tidak enak badan, itu membuatnya sangat khawatir dan sedih. Dia tak pernah lupa mengingatkanku untuk minum
air putih, untuk minum obat, dan pakai selimut ketika tidur. Yah, semua itu hal
yang sangat sepele dan mungkin hal yang menggelikkan untuk beberapa orang.
Namun semua itu sangat aku nikmati selama setahun lebih. Dari hal kecil itu,
aku jadi terbiasa untuk melakukan semuanya.
Dia
ada untukku setiap apapun yang kurasakan. Setiap hari tiga kata pasti
disebutkannya ketika hendak menutup mata di malam hari. I LOVE YOU. Itu yang
juga menemani tidurku dan membangunkanku keesokan harinya. Hari – hariku
sungguh sempurna dengan ketidaksempurnaan cinta kami. Cinta kami tidak sempurna
karena kami memiliki segudang perbedaan yang mungkin mustahil buat kami. Namun
kami menikmati setiap proses yang ada sampai kami lupa dengan perbedan itu. Kami
mengikrarkan sebuah KOMITMEN yang akan kami capai walau apapun yang terjadi.
Semua perhatian dan kepeduliannya membuat aku terlalu manja dan lupa akan arti
kehilangan. Karena aku merasa sudah memilikinya. Yah, aku miliknya dan dia
milikku. Perselisihan dan pertengkaran yang kadang juga mengisi kebersamaan
kami, membuat kami semakin sadar bahwa kami saling mencinti, saling menyayangi.
Cinta kami tidak sempurna ? itu tidak benar. Cinta kami sangat sangat sempurna.
Kami bahagia. Sejuta kebahagiaan yang kami rasakan yang tak bisa kuungkapkan
dengan kata – kata.dan mungkin hanya kami yang merasakannya. Dia begitu
mempesona. Dia bukan pangeran, atau seorang raja seperti cerita dongeng. Dia
sangat sederhana dengan ciri khas yang dia punya. Dia sangat cerdas dan
bijaksana. Aku bangga memilikinya. Bahkan jika orang tau, mereka akan iri
dengan cinta yang kami punya. Mereka akan iri padaku yang tidak sempurna
memiliki dia yang sangat mempesona. Sungguh bahagia. Aku bahagia.
Kehidupan
terus berjalan. Mungkin hanya satu yang tidak akan pernah berubah di dunia ini,
yaitu perubahan itu sendiiri. Bahkan mungkin cinta dan sayang bisa berubah.
Yah, teori itu tidak berlaku umum. Tapi yang pasti itu kenyataan yang aku
hadapi. Ketika aku sudah sangat sangat menyayangi dan mencintai dia, ketika aku
tidak mau kehilangan dia, ketika aku sudah mengirarkan komitmen itu pada
Tuhanku, dan ketika aku sudah memberikan apa yang bisa aku berikan padanya,
PERUBAHAN kehidupan itu datang. Waktunya tiba. Waktu di mana dulu aku mengatakan
padanya aku takut kehilangan dia. Waktu di mana dulu aku mengatakan padanya aku
takut kehilangan cintanya. Aku sudah terlalu manja memilikinya, aku sudah
menutup hati untuk siapapun yang secara logika lebih cocok buatku. Aku menutup
hatiku karena aku sudah yakin dengan pilihanku. Aku yakin dengan hatiku, dengan
perasaan cinta yang aku rasakan. AKU YAKIN. Karena aku sangat mencintai dan
menyayanginya.
Masa
abu – abu dan gelap sudah datang. Itu roda kehidupanku. Tentangnya, tetap
menjadi topik utama dalam ceritaku dengan Tuhanku. Beribu kata kurangkai dan
kuberikan padanya tak menghasilkan apapun. DIA MENGHILANG. Yah, bagai seorang
ksatria yang punya jurus untuk menghilangkan diri dari hadapanku, dari cintaku
dan dari kehidupanku. Segudang pertanyaan yang kutanyakan padanya dan sembari
berharap dengan penuh air mata hanya membuahkan air mata. Aku tak menemukan
jawaban itu. Penyebabnya apa? Apakah hanya karena aku telah mencari alasan dan
merasa telah membohonginya? Atau apakah karena dia sudah bosan, atau dia tidak
mencintaiku lagi ? itu pertanyaan yang bahkan saat ini aku belum temukan
jawabannya.
Beberapa
bulan sudah kujalani kehidupanku yang diselimuti kegelapan dengan bantal yang
abu – abu. Yah semuanya kelihatan gelap.
Rasa kehilangan yang luar biasa yang aku lalui setiap hari tanpanya.
Tanpa kabarnya. Dia DIAM, DIAM, dan DIAM. Aku kehilangan semua mimpi, harapan,
dan masa depanku. Bahkan di tengah keramaian, hatiku merasa sepi. Aku
sendirian. Aku benar – benar kehilangan.
Setiap
hari aku berdoa untuknya, menanyakan kabarnya pada Tuhanku. Setiap hari air
mata jatuh bercucuran membasahi pipi, setiap hari hidup dalam bayang – bayang
yang ilusi, semua bayang – bayang tentangnya, tentang kebersamaan dulu, dan
tentang pribadinya yang dulu sebagai seorang yang mempesona. Semua tentangnya.
Aku menceritakan semuanya pada Tuhanku. Walau terkadang aku putus asa untuk
berharap pada seorang manusia, namun hatiku tak bisa ku lawan, hatiku tak bisa
ku bendung. Bahkan aku bertanya pada Tuhanku, hatiku ini terbuat dari apa.
Sungguh konyol. Bodohnya lagi saat aku menyalahkan Tuhanku atas semua masa
gelap yang ku lalui ini. Masa gelap yang tak tau kapan berakhir. Aku sadar
bahwa kegelapan ini akan berubah menjadi terang. Aku sadar pasti berlalu. Namun
hati ini sungguh konyol. Hati ini sungguh menyiksa hari – hariku. Hati ini
sungguh menyiksa harapan, impian dan masa depan ku. Adakah cinta yang salah ?
jika salah, mengapa dikatakan cinta ? Lagi – lagi, hanya waktu yang bisa
menjawab dengan perubahan kehidupan.
Saat
– saat aku membutuhkannya, dia tak ada lagi di sini. Dia tak ada lagi buatku.
Dia meninggalkan aku. Dia menghilang. Dia tak peduli lagi denganku, dengan
keadaanku, dengan ceritaku, dengan tangisku berharap padanya, dengan semuanya
yang aku katakan dan bahkan dengan cintaku. DIA JUGA BERUBAH. Dia sudah menutup
hatinya karena kesalahan yang aku buat. Pertanyaan lagi dalam hati ini, apakah
selama ini dia benar – benar mencintaiku ? jika ya, mengapa dia bisa melakukan
ini semua terhadapku. Dia tega dan sanggup membiarkanku dengan air mata, tak
berdaya dan kehilangan harapan. Dia sanggup melakukan ini padaku. Pada akhirnya
dia menyelimuti hariku dengan kegelapan dan hujan yang sangat deras. Dengan
angin yang sangat kencang. Terkadang aku tidak membuat diriku berharga di
hadapanya, aku membuang segala gengsi dan tidak memakai logika ku. Hanya untuk
membuatnya bisa bicara sepatah saja untukku. Namun semuanya sia- sia. Aku tidak
mengerti. Bahkan aku tidak sanggup harus melewati masa kegelapan ini. Kesedihan sudah menjadi teman baikku, air mata
sudah menjadi sahabat buatku. Dengan memikirkan komitmen yang dulu pernah kami
ikrarkan. Tapi dengan mudahnya dia lupakan. Aku tau dia bukan pria jahat. Aku
tau dia bukan pria yang orang pikirkan.dia bukan pria biasa yang menyakiti hati
orang yang diicintainya. Aku sadar itu. Namun, dia masih tetap diam.
Dalam
masa kelam ku ini, banyak yang ingin aku katakan padanya. Jika ini merupakan
kata terakhir buatnya. Aku sudah siap. Aku hanya ingin mengucapkan segudang
terima kasih padanya. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang pernah aku
rasakan, yang pernah mengisi hari – hariku. Terimakasih atas perhatian dan
kepedulian yang luar biasa padaku. Terimakasih untuk kekuatan yang dia beri
dalam langkahku, hingga aku tetap bertahan dan meneruskan jalanku.
Roda
kehidupan memaksaku mundur dari sisinya.
Saat aku mulai tersadar, dunia kami berbeda, dan aku harus lebih dominan
menggunakan logika daripada hati. Walau nyatanya sebaliknya. Dia telah sibuk
dengan mimpinya sehingga lupa pada janji dan komitmen yang sempat diikrarkan
dulu. Aku masih terlalu lemah untuk menjadi tempat bersandar buatnya dan aku
masih terlalu egois untuk memahaminya. Melepasnya kuyakini sebagai cara untuk
meringankan bebannya. Setidaknya aku membiarkannya memilih dunia yang bisa
membuatnya bahagia dan tersenyum bangga. Melepasnya adalah bukti bahwa rasa
yang kumiliki tulus dari hati. Memaksanya untuk tetap bersamaku dan menahannya
hanya akan menghambat langkahnya untuk berjalan.
“Berlarilah secepat mungkin, dan raihlah impianmu. Aku akan menjaga dan
mengawasimu melalui doa dan jendela informasi yang bisa kudapat, dan itu sudah
cukup menjadi pengisi hari – hariku. Janji yang kulepas semoga bisa kamu
pahami. Menahanmu tetap bersamaku hanya akan memperlambat langkahmu. Jika nanti
kita tidak digariskan bersama, tak ada alasan bagiku untuk kecewa dan ingatlah
aku yang selalu memandangmu dengan air mata yang tak tau kapan berhenti
mengalir dan yang selalu menjaga dalam doaku. Kamu sudah menjadi sejarah dalam
hidupku. Kamu sudah menjadi bagian dalam cerita hidupku. Dan aku akan selalu
mengingat cintamu”.
Saat ini dan
seterusnya, aku hanya bisa berdoa pada Tuhanku, supaya aku bisa membuka hati
lagi dan diberikan kesempatan untuk bisa merasakan lagi kebahagiiaan dulu.
Bersama dia yang bukan untuk membuka selimut kelamku, yang bukan untuk
mengeluarkanku dari kegelapan, tetapi hanya untuk mencintaiku seumur hidupnya.
Ini rencaNYA. Semoga aku bisa menerima, menjalani, dan menikmati setiap
rencaNYA. Karena kutau itu yang terbaik dalam hidupku. Masa lalu jadi
pembelajaran hidup buatku. Jika rencanaNYA pada akhirnya akan mempertemukan aku
dengannya yang mempesona dulu, semoga aku bisa bertahan dalam selimut gelap
ini, sehingga akhirnya dia kembali datang padaku untuk membuka selimut itu dan
memenuhi komitmen yang dulu sempat diikrarkan. Semua pasti berubah. Kegelapan
akan diganti dengan terang yang bersinar yang memancarkan cahanya. Dan itu masa
yang pasti sangat membahagiakan. Terima kasih Tuhanku, aku bersyukur atas
pembelajaran hidup ini. Semua ini mendewasakanku dan mendekatkan ku padaMU yang
sempurna. Engkau yang tak pernah mengecawakan. Engkau cintaku. Engkau
kehidupanku. Aku sudah memberikan sebuah PILIHAN. Pilihan yang dalam setahun
lebih sudah aku jalani. Terima kasih atas pilihan itu. Walau secara logika,
rasanya pilihanku itu salah. Namun aku yakin pilihanku tidak salah, bahkan
ketika aku memberikan pilihan lagi. Yah, sebuah PILIHAN kehidupan dengan
melepasnya, dengan melancarkan jalannya menuju impiannya. Segala yang terbaik
buatnya. Semoga dia bisa tersenyum bahagia dengan pilihan ini. Walau hatiku
sendiri merasakan kehilangan semuanya, walau hanya ada kesedihan dan air mata.
Aku yakin Tuhan akan menggantikan air mata ini dengan sukacita dan damai. Pilihan sudah diputuskan maka harus dijalankan
dalam keadaan apapun.
Terimakasih cerry. ^_^
Ini bukan kisah
tentang cinta, tapi kisah tentang sebuah pilihan kehidupan. Yang di dalamnya
terselubung maksud yang sangat dalam, yang mungkin hanya 3 orang yang mengerti
kisah ini. Aku, dia, dan Tuhan.
Sekian.
By : Ervides
Tidak ada komentar:
Posting Komentar