Kamis, 24 Desember 2015

Tolong bayangkan apa yang aku rasakan.

Hari ini sungguh aku seperti orang gila. Bahkan aku tidak mengenal diriku sedikitpun. Ini bukan aku. Aku sudah berusaha sekuat mungkin,tapi tidak ada hasilnya. Kehidupan sebegitu beratnya aku lalui. Sudah dua hari mengalami kondisi body yang tidak baik. Tidak sehat. Aku sangat membutuhkannya. Aku ingin ada mujijat Tuhan yang terjadi di dalam dirinya supaya dia mau membuka mulutnya untuk bicara padaku. Dia mengatakan sesuatu kepadaku bahwa dia masih mencintaiku. Tapi mungkin itu mustahil. Hanya Tuhan yang tau itu.
Hari ini seperti biasanya hatiku sangat sakit dan hampa. Hari-hari kulalui hanya dengan membayangkan dirinya. Aku tak punya tenaga untuk melupakannya. Aku hanya ingin berbicara dengannya.
" Coba bayangkan apa yang kurasa. Coba bayangkan diriku. Coba bayangkan dirimu jadi dirku. Coba bayangkan seandainya semua ini berbalik padamu,mungkin bukan melalui aku tapi melalui orang lain. Coba bayangkan itu. Coba rasakan itu"

Malam ini malam Natal yang membawa kedamaian buat semua orang. Apakah juga buat aku ? Aku berbaring tanpa bisa melakukan apa-apa. Aku tidak tau apakah aku bisa merayakan hari ulangtahun Yesus malam ini? Aku berharap aku bisa. Aku berharap ada kedamaian dalam hatiku. Aku berharap dan berharap. Hanya Tuhan yang bisa menyembuhkanku dari penyakit maupun dari luka yang sudah dia beri untukku.

Kamis, 17 Desember 2015



KERIKIL YANG SEHARUSNYA BISA KULEWATI TANPA MENAPAKINYA, KUSENTUH DENGAN SELURUH BAGIAN TELAPAK KAKI DAN TANGAN.
Kemarin, saya mendengar isi kotbah Romo mengatakan bahwa di dalam Alkitab ada sebanyak 365 kata yang diungkapkan Tuhan “ Jangan Takut “ . Dengan tafsiran bahwa dalam setahun ada 365 hari, yang berarti setiap hari Tuhan mengatakan kepada  manusia agar jangan takut. Jangan takut dengan masa depan, jangan takut dengan apa yang terjadi saat ini, jangan takut untuk berbuat dan mengatakan yang benar, jangat takut, jangan takut, dan jangan takut. Apapun yang terjadi dalam hidup kita, itu merupakan rangkaian cerita yang dituliskan Tuhan kepada setiap orang. Satu pun manusia tak luput dari pengawasan dan tulisannya itu. Dalam mencapai garis finish Tuhan tidak memberikan satu jalan untuk kita. Dia memberi banyak jalan untuk kita pilih. Yah lagi – lagi kita dihadapkan dengan PILIHAN. Ketika kita memilih jalan yang menurut kita benar, tapi menurut Tuhan tidak. Maka pada akhirnya jalan yang kita pilih tadi adalah salah. Namun rangkaian cerita Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Ketika kita salah memilih jalan, di persimpangan kita akan dihadapkan banyak jalan untuk kita pilih lagi. Yah, supaya kita tidak masuk ke jurang dan Tuhan selalu menuntun kita ke garis finish itu. Mungkin kita bisa mengetahui bahwa kita belum sampai ke garis finish. Pertanyaan saya adalah, sampai kapankah kita akan sampai ke garis finish itu ? Bagaimanakah kita mengetahui bahwa itu merupakan garis finish?
                Hari ini saya melalui jalan yang sudah saya pilih. Dengan segala keterpurukan dan kesesakan hati, saya lalui dengan segudang tawa. Tertawa merupakan hal yang bisa menyembunyikan kondisi hati yang menangis tidak kelihatan. Tertawa bisa menyembuhkan sesaat. Namun tetap saja setelahnya pikiran dan hati ini selalu membayangi dan memikirkan dia yang mungkin sibuk dengan mimpinya. “ Jalan yang kulalui hari ini sangat berat, karena banyak kerikil yang seharusnya bisa saya lewati tanpa menapakinya namun malah saya sentuh dengan kaki dan tangan. Ibarat seorang bayi yang masih belajar merangkak “. Saya merangkak dengan perjuangan dan kesakitan untuk menjalani setiap proses rangkaian cerita yang sudah dibuat untuk hidup saya. Di tengah jalan, saya berhenti dan termenung, sungguh begini sakitnya berjuang untuk melupakan seseorang yang meciptakan mimpi – mimpi selama setahun lebih dengan rangkaian kata manis dan indah, kata yang menyejukkan hati, kata yang membuat saya lupa akan orang lain, kata yang membuat saya yakin akan masa depan yang indah. Melupakan seseorang yang pergi tanpa ijin, pergi dengan tidak dewasanya tanpa bertangguung jawab dengan semua janji dan komitmen yang dibuat dengan indah. Kemudian saya bangkit lagi dan berjalan. Di sisi lain saya berpikir, saat ini dia memang harus fokus dengan mimpinya, dia harus berjuang untuk masa depannya, dan saya tidak boleh egois dengan memperlambat langkahnya menuju mimpinya. Mungkin perbedaan di antara kami sudah dipikirkannya matang – matang. Perbedaan itu mungkin yang menutup hatinya dan pergi melangkah diam dengan komitmen omong kosong dulu. Yah, saya berharap kelak di hati ini tidak ada rasa benci dan rasa dendam untuknya. Karena saya tau itu bukan pilihan yang bijak dan benar. Itu mutlak salah. Namun saya manusia, yang kadang tak mampu mengontrol emosi karena sakit yang mendalam dan membekas yang setiap hari saya bawa untuk berjalan merangkak di atas kerikil.
                Dalam hati kecil saya bertanya, “ Apakah dia bahagia melalui hari – harinya tanpa saya ?”
Mungkin jawabannya, “ YA”. Buktinya dia mampu melakukan hal yang menyakitkan buat saya tanpa memikirkan sedikitpun perasaan saya. Tanpa merasakan bahwa saya sedang merangkak di atas kerikil dengan kaki dan tangan ini. Ini hal bodoh. Yah, bodoh. Mengapa ? . karena tau kah kamu, bahwa sebenarnya saya tidak perlu jalan merangkak di atas kerikil itu ? sebenarnya tidak semua jalan dipenuhi kerikil. Ada beberapa di permukaan jalan yang bagus. Saya hanya memilih cara dengan melompatnya satu demi satu. Dan hari ini, saya sudah mencobanya walau di awal saya berjalan merangkak. Hari ini sudah saya lalui dengan tetap cucuran air mata yang menghiasi mata dan wajah. Dan berharap besok tidak ada air mata untuk dia yang tidak bertanggungjawab dengan komitmennya. Berharap besok saya masih mampu melangkah melewati kerikil – kerikil itu dan berjuang membuang rasa kesepian di hati. Berjuang untuk sesuatu yang mampu  kulewati. Berharap ada seseorang yang sudah dituliskan dalam rangkaian cerita hidup saya yang datang menopang tangan melewati badai ini. Datang dan setia berjalan bersama saya melewati kerikil. Berharap yang terbaik karena kita tidak boleh takut akan masa depan kita.
                Saya butuh seseorang untuk mendengarkan kisah ini, mendengarkan semua kisah yang saya alami. Paling tidak mengurangi segumpal kesesakan yang tertimbun di dalam hati. Tapi saya tak bisa. Saya hanya bisa menuliskan ini.
Sekian dan terimakasih.
By : Ervides

Selasa, 15 Desember 2015

PILIHAN SUDAH DIPUTUSKAN MAKA HARUS DIJALANKAN (STORY 1)



PILIHAN SUDAH DIPUTUSKAN MAKA HARUS DIJALANKAN
Ini kisah masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang untuk kamu, dia, aku, mereka, kalian, atau untuk siapa saja yang pernah merasakan benar – benar  MENCINTAI dan MENYAYANGI seseorang. Cerita ini bukan tentang CINTA, tetapi tentang sebuah PILIHAN untuk menikmati anugerah KEHIDUPAN yang diberikan dengan cuma – cuma.
Seiring bertambahnya usia dan kedewasaan baik fisik maupun psikis maka bertambah juga pengalaman yang akan mengajarkan kita tentang kehidupan. Suka duka, tawa – canda dan air mata, kecewa, rindu, penasaran, kehilangan harapan dan harapan penuh, gagal – berhasil, semangat dan bahkan tak berdaya pasti menyelimuti setiap perjalanan hidup setiap orang. Demikian dengan saya. Yah dengan saya.
Saat itu, masa – masa yang sangat membahagiakan. Doa yang selama ini aku panjatkan telah dijawab Tuhan dengan caranya, yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mencintai dan dicintai. Aku dan dia dipertemukan dalam perjalanan yang mengajarkan tentang kehidupan dan dunia. Aku mengenalnya di salah satu jalan menuju impianku. Dari sekian banyak bintang, aku memilih cahanya menjadi pengiring langkahku. Semangat yang menggairah, tawa –canda, dan kehangatan yang ada dalam keadaan apapun. Keadaan bahagia atau keadaan terpuruk sekalipun. Kebersamaan yang aku dan dia ciptakan dengan pertemuan – pertemuan singkat untuk melepas rindu dengan segudang hambatan. Tak sedikitpun waktu kami lewatkan tanpa saling memberi kabar dan bercerita. Dia pria hebat yang pernah saya temui. Dia sangat menyayangiku. Dia sangat khawatir ketika sesuatu yang tidak baik terjadi padaku. Bahkan dia sangat marah ketika aku terlambat makan, ketika aku tidak sarapan sebelum kerja, ketika aku mandi terlalu malam, ketika aku keluar di malam hari, ketika aku terlalu lama bercerita dengan teman, ketika aku malas mengerjakan tanggungjawabku, dan ketika aku tidur larut malam. Jika aku tidak enak badan, itu membuatnya sangat khawatir dan sedih.  Dia tak pernah lupa mengingatkanku untuk minum air putih, untuk minum obat, dan pakai selimut ketika tidur. Yah, semua itu hal yang sangat sepele dan mungkin hal yang menggelikkan untuk beberapa orang. Namun semua itu sangat aku nikmati selama setahun lebih. Dari hal kecil itu, aku jadi terbiasa untuk melakukan semuanya.
Dia ada untukku setiap apapun yang kurasakan. Setiap hari tiga kata pasti disebutkannya ketika hendak menutup mata di malam hari. I LOVE YOU. Itu yang juga menemani tidurku dan membangunkanku keesokan harinya. Hari – hariku sungguh sempurna dengan ketidaksempurnaan cinta kami. Cinta kami tidak sempurna karena kami memiliki segudang perbedaan yang mungkin mustahil buat kami. Namun kami menikmati setiap proses yang ada sampai kami lupa dengan perbedan itu. Kami mengikrarkan sebuah KOMITMEN yang akan kami capai walau apapun yang terjadi. Semua perhatian dan kepeduliannya membuat aku terlalu manja dan lupa akan arti kehilangan. Karena aku merasa sudah memilikinya. Yah, aku miliknya dan dia milikku. Perselisihan dan pertengkaran yang kadang juga mengisi kebersamaan kami, membuat kami semakin sadar bahwa kami saling mencinti, saling menyayangi. Cinta kami tidak sempurna ? itu tidak benar. Cinta kami sangat sangat sempurna. Kami bahagia. Sejuta kebahagiaan yang kami rasakan yang tak bisa kuungkapkan dengan kata – kata.dan mungkin hanya kami yang merasakannya. Dia begitu mempesona. Dia bukan pangeran, atau seorang raja seperti cerita dongeng. Dia sangat sederhana dengan ciri khas yang dia punya. Dia sangat cerdas dan bijaksana. Aku bangga memilikinya. Bahkan jika orang tau, mereka akan iri dengan cinta yang kami punya. Mereka akan iri padaku yang tidak sempurna memiliki dia yang sangat mempesona. Sungguh bahagia. Aku bahagia.
Kehidupan terus berjalan. Mungkin hanya satu yang tidak akan pernah berubah di dunia ini, yaitu perubahan itu sendiiri. Bahkan mungkin cinta dan sayang bisa berubah. Yah, teori itu tidak berlaku umum. Tapi yang pasti itu kenyataan yang aku hadapi. Ketika aku sudah sangat sangat menyayangi dan mencintai dia, ketika aku tidak mau kehilangan dia, ketika aku sudah mengirarkan komitmen itu pada Tuhanku, dan ketika aku sudah memberikan apa yang bisa aku berikan padanya, PERUBAHAN kehidupan itu datang. Waktunya tiba. Waktu di mana dulu aku mengatakan padanya aku takut kehilangan dia. Waktu di mana dulu aku mengatakan padanya aku takut kehilangan cintanya. Aku sudah terlalu manja memilikinya, aku sudah menutup hati untuk siapapun yang secara logika lebih cocok buatku. Aku menutup hatiku karena aku sudah yakin dengan pilihanku. Aku yakin dengan hatiku, dengan perasaan cinta yang aku rasakan. AKU YAKIN. Karena aku sangat mencintai dan menyayanginya.

Masa abu – abu dan gelap sudah datang. Itu roda kehidupanku. Tentangnya, tetap menjadi topik utama dalam ceritaku dengan Tuhanku. Beribu kata kurangkai dan kuberikan padanya tak menghasilkan apapun. DIA MENGHILANG. Yah, bagai seorang ksatria yang punya jurus untuk menghilangkan diri dari hadapanku, dari cintaku dan dari kehidupanku. Segudang pertanyaan yang kutanyakan padanya dan sembari berharap dengan penuh air mata hanya membuahkan air mata. Aku tak menemukan jawaban itu. Penyebabnya apa? Apakah hanya karena aku telah mencari alasan dan merasa telah membohonginya? Atau apakah karena dia sudah bosan, atau dia tidak mencintaiku lagi ? itu pertanyaan yang bahkan saat ini aku belum temukan jawabannya.
Beberapa bulan sudah kujalani kehidupanku yang diselimuti kegelapan dengan bantal yang abu – abu. Yah semuanya kelihatan gelap.  Rasa kehilangan yang luar biasa yang aku lalui setiap hari tanpanya. Tanpa kabarnya. Dia DIAM, DIAM, dan DIAM. Aku kehilangan semua mimpi, harapan, dan masa depanku. Bahkan di tengah keramaian, hatiku merasa sepi. Aku sendirian. Aku benar – benar kehilangan.
Setiap hari aku berdoa untuknya, menanyakan kabarnya pada Tuhanku. Setiap hari air mata jatuh bercucuran membasahi pipi, setiap hari hidup dalam bayang – bayang yang ilusi, semua bayang – bayang tentangnya, tentang kebersamaan dulu, dan tentang pribadinya yang dulu sebagai seorang yang mempesona. Semua tentangnya. Aku menceritakan semuanya pada Tuhanku. Walau terkadang aku putus asa untuk berharap pada seorang manusia, namun hatiku tak bisa ku lawan, hatiku tak bisa ku bendung. Bahkan aku bertanya pada Tuhanku, hatiku ini terbuat dari apa. Sungguh konyol. Bodohnya lagi saat aku menyalahkan Tuhanku atas semua masa gelap yang ku lalui ini. Masa gelap yang tak tau kapan berakhir. Aku sadar bahwa kegelapan ini akan berubah menjadi terang. Aku sadar pasti berlalu. Namun hati ini sungguh konyol. Hati ini sungguh menyiksa hari – hariku. Hati ini sungguh menyiksa harapan, impian dan masa depan ku. Adakah cinta yang salah ? jika salah, mengapa dikatakan cinta ? Lagi – lagi, hanya waktu yang bisa menjawab dengan perubahan kehidupan.
Saat – saat aku membutuhkannya, dia tak ada lagi di sini. Dia tak ada lagi buatku. Dia meninggalkan aku. Dia menghilang. Dia tak peduli lagi denganku, dengan keadaanku, dengan ceritaku, dengan tangisku berharap padanya, dengan semuanya yang aku katakan dan bahkan dengan cintaku. DIA JUGA BERUBAH. Dia sudah menutup hatinya karena kesalahan yang aku buat. Pertanyaan lagi dalam hati ini, apakah selama ini dia benar – benar mencintaiku ? jika ya, mengapa dia bisa melakukan ini semua terhadapku. Dia tega dan sanggup membiarkanku dengan air mata, tak berdaya dan kehilangan harapan. Dia sanggup melakukan ini padaku. Pada akhirnya dia menyelimuti hariku dengan kegelapan dan hujan yang sangat deras. Dengan angin yang sangat kencang. Terkadang aku tidak membuat diriku berharga di hadapanya, aku membuang segala gengsi dan tidak memakai logika ku. Hanya untuk membuatnya bisa bicara sepatah saja untukku. Namun semuanya sia- sia. Aku tidak mengerti. Bahkan aku tidak sanggup harus melewati masa kegelapan ini.  Kesedihan sudah menjadi teman baikku, air mata sudah menjadi sahabat buatku. Dengan memikirkan komitmen yang dulu pernah kami ikrarkan. Tapi dengan mudahnya dia lupakan. Aku tau dia bukan pria jahat. Aku tau dia bukan pria yang orang pikirkan.dia bukan pria biasa yang menyakiti hati orang yang diicintainya. Aku sadar itu. Namun, dia masih tetap diam.
Dalam masa kelam ku ini, banyak yang ingin aku katakan padanya. Jika ini merupakan kata terakhir buatnya. Aku sudah siap. Aku hanya ingin mengucapkan segudang terima kasih padanya. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang pernah aku rasakan, yang pernah mengisi hari – hariku. Terimakasih atas perhatian dan kepedulian yang luar biasa padaku. Terimakasih untuk kekuatan yang dia beri dalam langkahku, hingga aku tetap bertahan dan meneruskan jalanku.
Roda kehidupan  memaksaku mundur dari sisinya. Saat aku mulai tersadar, dunia kami berbeda, dan aku harus lebih dominan menggunakan logika daripada hati. Walau nyatanya sebaliknya. Dia telah sibuk dengan mimpinya sehingga lupa pada janji dan komitmen yang sempat diikrarkan dulu. Aku masih terlalu lemah untuk menjadi tempat bersandar buatnya dan aku masih terlalu egois untuk memahaminya. Melepasnya kuyakini sebagai cara untuk meringankan bebannya. Setidaknya aku membiarkannya memilih dunia yang bisa membuatnya bahagia dan tersenyum bangga. Melepasnya adalah bukti bahwa rasa yang kumiliki tulus dari hati. Memaksanya untuk tetap bersamaku dan menahannya hanya akan menghambat langkahnya untuk berjalan.
“Berlarilah secepat mungkin, dan raihlah impianmu. Aku akan menjaga dan mengawasimu melalui doa dan jendela informasi yang bisa kudapat, dan itu sudah cukup menjadi pengisi hari – hariku. Janji yang kulepas semoga bisa kamu pahami. Menahanmu tetap bersamaku hanya akan memperlambat langkahmu. Jika nanti kita tidak digariskan bersama, tak ada alasan bagiku untuk kecewa dan ingatlah aku yang selalu memandangmu dengan air mata yang tak tau kapan berhenti mengalir dan yang selalu menjaga dalam doaku. Kamu sudah menjadi sejarah dalam hidupku. Kamu sudah menjadi bagian dalam cerita hidupku. Dan aku akan selalu mengingat cintamu”.
 Saat ini dan seterusnya, aku hanya bisa berdoa pada Tuhanku, supaya aku bisa membuka hati lagi dan diberikan kesempatan untuk bisa merasakan lagi kebahagiiaan dulu. Bersama dia yang bukan untuk membuka selimut kelamku, yang bukan untuk mengeluarkanku dari kegelapan, tetapi hanya untuk mencintaiku seumur hidupnya. Ini rencaNYA. Semoga aku bisa menerima, menjalani, dan menikmati setiap rencaNYA. Karena kutau itu yang terbaik dalam hidupku. Masa lalu jadi pembelajaran hidup buatku. Jika rencanaNYA pada akhirnya akan mempertemukan aku dengannya yang mempesona dulu, semoga aku bisa bertahan dalam selimut gelap ini, sehingga akhirnya dia kembali datang padaku untuk membuka selimut itu dan memenuhi komitmen yang dulu sempat diikrarkan. Semua pasti berubah. Kegelapan akan diganti dengan terang yang bersinar yang memancarkan cahanya. Dan itu masa yang pasti sangat membahagiakan. Terima kasih Tuhanku, aku bersyukur atas pembelajaran hidup ini. Semua ini mendewasakanku dan mendekatkan ku padaMU yang sempurna. Engkau yang tak pernah mengecawakan. Engkau cintaku. Engkau kehidupanku. Aku sudah memberikan sebuah PILIHAN. Pilihan yang dalam setahun lebih sudah aku jalani. Terima kasih atas pilihan itu. Walau secara logika, rasanya pilihanku itu salah. Namun aku yakin pilihanku tidak salah, bahkan ketika aku memberikan pilihan lagi. Yah, sebuah PILIHAN kehidupan dengan melepasnya, dengan melancarkan jalannya menuju impiannya. Segala yang terbaik buatnya. Semoga dia bisa tersenyum bahagia dengan pilihan ini. Walau hatiku sendiri merasakan kehilangan semuanya, walau hanya ada kesedihan dan air mata. Aku yakin Tuhan akan menggantikan air mata ini dengan sukacita dan damai. Pilihan sudah diputuskan maka harus dijalankan dalam keadaan apapun.
Terimakasih cerry. ^_^

Ini bukan kisah tentang cinta, tapi kisah tentang sebuah pilihan kehidupan. Yang di dalamnya terselubung maksud yang sangat dalam, yang mungkin hanya 3 orang yang mengerti kisah ini. Aku, dia, dan Tuhan.

Sekian.
By : Ervides