Senin, 13 September 2021

Koneksi Antar Materi Modul 1.3.a.9

Pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap memiliki pengaruh terhadap bagaimana pengambilan sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang diambil 
Ki Hadjar Dewantara menyampaikan bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Di dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin (guru) harus menerapkan sistem among (menuntun) agar mampu mendorong tumbuh kembang potensi siswa. Guru sebagai pemimpin pembelajaran juga harus selalu berpedoman pada Pratap Triloka KHD yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tutu Wuri Handayani. Kaitannya dengan pengambilan keputusan yaitu seorang pemimpin (guru) harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak pada murid. Seorang pemimpin (guru) harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya (siswa). Seorang pemimpin (guru) harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki. Di dalam mengambil sebuah keputusan dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan, seorang pemimpin (guru) harus selalu menyelaraskan dengan visi dan misi yang telah disusun dan disepakati bersama agar apa yang diputuskan jelas dan terarah. Utamanya dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid sehingga terwujud merdeka belajar. 

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan 
Ketika kita dihadapkan pada kasus yang mengharuskan pengambilan keputusan maka sangat diperlukan nilai-nilai yang tertanam dalam diri agar keputusan yang diambil dapat menciptakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman terutama bagi murid. Nilai-nilai positif yang tertanam dalam diri guru akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntun kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada di situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar. 

Kegiatan terbimbing yang dilakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil dan pengambilan keputusan yang efektif 
Dalam aspek pembelajaran di kelas, guru sebagai pembawa agen perubahan harus bisa mengetahui kebutuhan belajar murid sekaligus sebagai contoh yang baik bagi siswa memahami karakter belajar siswa serta kondisi sosial emosional sebagai pemimpin pembelajaran di kelas. Coaching menjadi salah satu proses yang dilakukan guru untuk membuat keputusan yang tepat dan efektif dalam menggali potensi murid. Coaching membantu guru menjalankan proses menuntun murid mendapatkan kemerdekaan belajar dan meningkatkan potensi yang dimilikinya. Eksplorasi potensi murid terjalankan dalam proses coaching. Pengambilan keputusan yang tepat dengan resiko yang sekecil-kecilnya terlaksana dengan coaching. Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Terdapat peran guru sebagai coach untuk membangkitkan potensi murid apalagi jika masalah yang dihadapi termasuk dilema etika atau bujukan moral. 

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik 
Mengutamakan dan keberpihakan kepentingan murid dapat tercipta dari seorang pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, maka pendidik mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema atau bujukan moral. Jika nialai-nilai yang dianut adalah nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggungjawabkan, begitu juga sebaliknya. 

Dampak pengambilan keputusan yang tepat terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman 
Pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran tentunya akan berdampak positif, aman, dan nyaman apabila kita bisa melihat kondisi saat di mana kita akan mengambil sebuah keputusan. Proses yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keputusan yang tepat tersebut adalah dengan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusn tersebut memberikan keyakinan kepada kita bahwa keputusan yang diambil mampu mengcover seluruh kepentingan dan harapan berbagai pihak yang terlibat dan dilibatkan dalam kasus atau masalah yang dihadapi. Sehingga dengan keputusan yang tepat tersebut dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, positif, nyaman, dan nyaman. 

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika serta masalah perubahan paradigma di lingkungan sekolah. 
Dalam mengambil keputusan yang tepat, kita sering dihadapkan dengan berbagai kesulitan yaitu : • Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman menjadi salah satu kendala/kesulitan pribadi yang muncul • Terkadang pengalaman pahit sebelumnya akan mempengaruhi pengambilan keputusan di masa selanjutnya • Kekhawatiran akan keputusan yang tidak tepat menjadi kesulitan tersendiri dalam pengambilan keputusan • Ketidakcermatan dalam mengidentifikasi fakta dan informasi awal akan mempengaruhi ketepatan keputusan yang diambil • Perbedaan sudut pandang setiap orang dalam mengambil keputusan suatu kasus yang sama menyebabkan sulitnya mendapatkan kesepakatan keputusan.

Pengaruh pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Salah satu tujuan yang dicanangkan pemerintah pada program guru penggerak yakni merdeka belajar. Setiap keputusan yang diambil membutuhkan penyelesaian yang berpihak dan mengangkat kepentingan murid juga sebagai bentuk proses menuntun murid untuk merdeka, berkembang, dan hidup sesuai kodrat alam dan zamannya. Kita bisa melakukan proses coaching ketika dihadapkan pada kondisi yang berhubungan dengan dilema etika dan bujukan moral. Menemukan potensi yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Sehingga keputusan yang diambil tanpa paksaan dan interpretasi dari pihak manapun. Dalam mengambil keputusan melalui proses yang memerdekan murid.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya 
Kehidupan atau masa depan murid tercipta dari tangan pendidik yang peduli, kreatif, dan inovatif. Maju atau mundurnya suatu generasi akan tergantung dari pendidik yang selalu memusatkan pikiran dan tenaga untuk kemajuan murid. Setiap murid itu unik, memiliki karakter yang berbeda-beda. Setiap murid membawa keanekaragaman potensi yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang ada pada murid memunculkan permasalahan yang berbeda-beda pula. Keputusan yang diambil pendidik sebagai pemimpin pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan murid akan menentukan langkah hidup mereka selanjutnya jika tepat akan lebih menjadikan mereka tangguh, matang dan dewasa.Jika kurang tepat atau tidak tepat, pendidik sebagai pemimpin pembelajaran mampu meminimalisir kemungkinan negatif atau resiko dari ketidaktepatan keputusan tersebut sehingga murid bertumbuh sebagai manusia yang cermat, teliti, dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan jika mereka dihadapkan dengan persoalan hidup kelak. 

Simpulan pembelajaran modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pebelajaran dengan modul-modul yang te;ah dipelajari sebelumnya merupakan suatu yang tidak terpisahkan untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar pada murid. Ki Hadjar Dewantara dalam filosofinya yaitu menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah, maupun masyarakat. Selain itu, di dalam proses pembelajaran seorang pendidik harus bisa melihat kebutuhan belajar pada murid serta mengelola kompetensi sosial emosional dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pendekatan coaching juga merupakan salah satu pendekatan yang membantu murid dalam mencari solusi atas masalah yang dialami oleh murid lewat pertanyaan pemantik saat coaching. Sebagai seorang guru penggerak juga harus mengetahui permasalahan yang dialami oleh rekan sejawat dalam proses pembelajaran dan coaching dapat menemukan jawaban atas setiap pertanyaan untuk menemukan solusi maka terciptalah budaya positif pada lingkungan belajar di sekolah dan komunitas praktisi. Para pendidik yang mampu membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan cita-cita guru masa depan, dan pengambilan keputusan berdasarkan dilema etika.