Jumat, 28 Mei 2021

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai adalah elemen terpenting dalam hidup seorang individu mengenai hal-hal benar, baik atau diinginkan. Pada hakikatnya perilaku manusia dipengaruhi oleh sebuah nilai. Disadari ataupun tidak, manusia mengandung nilai-nilai tertentu. Nilai ini adalah potensi manusia sesuai dengan individualitas dan keunikan kepribadiannya.

Nilai dan peran guru penggerak bersinergi dalam upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil pelajar pancasila menjadi pedoman tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, yaitu Merdeka Belajar. 

Lima Nilai Guru Penggerak yaitu :

1. Nilai Mandiri, yaitu kemampuan mendorong diri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu terkait dengan perubahan yang diinginkan terjadi

2. Nilai Reflektif, yaitu tindakan perenungan dalam menemukan kendala, hal baik, dan tindakan mengatasi kendala demi perbaikan diri/kinerja secara berkala

3. Nilai Kolaboratif, yaitu memunculkan perilaku seperti kerjasama, berkomunikasi, memahami peran masing-masing pihak dalam suatu situasi tertentu

4. Nilai Inovatif, yaitu memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu dan permasalahan tertentu

5. Berpihak pada Murid, yaitu melakukan segala sesuatu demi kepentingan murid dan melayani setulus hati.

1

Ilustrasi Gambaran Diri


Ilustrasi gambar diri yang telah saya buat pada gambar di atas mengartikan bahwa nilai-nilai (Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, Berpihak pada murid) yang dimiliki guru penggerak, dapat menggerakkan diri untuk tergerak dalam melakukan perannya yaitu sebagai:

1.      Pemimpin pembelajar

2.      Menggerakkan komunitas praktisi

3.      Menjadi coach bagi guru lain

4.      Mendorong kolaborasi antar guru

5.      Mewujudkan kepemimpinan murid

Nilai-nilai tersebut sebagai payung untuk siap menghadapi tantangan apapun, baik tantangan zaman, tantangan pandemi, dan lainnya. Hingga akhirnya nilai tersebut menularkan kepada murid sebuah profil yaitu profil pelajar pancasila.

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah kemampuan guru dalam menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar anak dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat/ 

Berpusat pada murid identiknya seorang guru mampu menjadi pelayan dalam kegiatan pembelajaran dikelas , menghindari untuk memaksakan kehendak guru demi selesainya tugas guru, menghindari pencapaian materi terus menerus tanpa memperhatikan kondisi anak, menghindari melakukan  hukuman-hukuman yang akan membuat anak anak tertekan, minat belajar anak akan hilang karena dihantui dengan perasaaan tidak nyaman. Dalam setiap kegiatan pemberian hukuman dan teguran harus dipikirkan dampaknya. Memikirkan dampak dari hukuman lebih utama dari memberikan hukuman kemudian esensi dari hukuman itu kurang tercapai.

Dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahwa  guru dan siswa seperti  halnya seorang petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. 

Tugas guru adalah menjaga, merawat, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, kodrat,minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing pembelajaran . Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya. 

Peran guru penggerak dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, berkolaborasi dengan kesiswaan dan bimbingan konseling di sekolah itu, tentunya untuk mencari solusi positif tanpa merugikan masa depan si anak . Hal ini yang digagaskan oleh Ki Hajar Dewantara tentang bagaimana murid menjadi manusia yang merdeka. Karakter merdeka dengan tetap memelihara ketertiban dan kedamaian ditengah  masyarakat.

Dalam menerapkan nilai dan perannya untuk mewujudkan profil pelajar pancasila diperlukan strategi-strategi. Strategi ini kemudian membantu guru mengembangkan diri, mengembangkan kemampuan, dan mengembangkan kualitas karya. Strategi ini nantinya menjadikan guru mencapai gambaran diri yaitu sebagai guru yang siap menghadapi tantangan zaman, tantangan pandemi, tantangan keberagaman karakter dan latar belakang anak. Strategi yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan nilai dan perannya untuk mewujudkan profil pelajar pancasila adalah :

1. Memahami tentang nilai diri dengan analogi identitas gunung es. Guru adalah manusia yang senantiasa mampu selalu berusaha untuk menggerakkan manusia lain. Oleh karena itu guru harus terlebih dahulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian memilih bergerak dan akhirnya menggerakkan orang lain.

2. Seteleah guru memahami tentang nilai diri, guru harus update, mencari informasi-informasi terbaru khususnya dalam bidang pendidikan

3. Mengupgrade kemampuan, terbuka untuk belajar hal baru yang didapat dari perkembangan zaman

4. Sharing, mau berbagi/mengajak teman sejawat untuk saling berbagi pengetahuan/pengalaman dan ilmu demi kepentingan siswa

5. Aplikasi, melakukan pembiasaan peran serta nilai guru penggerak secara konsisten demi mewujudkan merdeka belajar.

Dalam memunculkan nilai diri guru serta melakukan perannya dalam mencapai gambaran diri tentu membutuhkan kerja keras luar biasa dan dilakukan secara konsisten. Ini bukanlah hal mudah mengingat banyaknya tuntutan guru di sekolah dalam menjalankan tugasnya, baik tuntutan pihak sekolah, orangtua siswa, bahkan keluarga sendiri dalam mensejahterakan hidupnya. Hal ini membutuhkan dukungan dari beberapa pihak yaitu:

1. Kepala Sekolah, sebagai fasilitator dan pemberi dukungan dalam melaksanakan peran dan nilai guru. Kepala sekolah membantu dalam mengontrol berjalannya nilai dan peran guru.

2. Rekan Guru, sebagai motivator, memberi motivasi/semangat, tempat berdiskusi, berkolaborasi, memberi masukan positif serta tempat berbagi pengetahuan yang dimiliki

3. Peserta Didik, sebagai mitra yaitu berpartisipasi aktif dan bersama melakukan refleksi untuk menemukan kendala dan solusi demi perbaikan

4. Diri Sendiri, sebagai eksekutor yaitu mengeksekusi segala strategi dalam mencapai gambaran diri mewujudkan profil pelajar pancasila.

Peran dan nilai guru penggerak di atas perlu mendapat perawatan agar tetap subur dan berkembang dengan baik, perlu mendapat kepedulian dari pihak, perlu mendapat semangat yang sama agar guru penggerak mampu secara optimal melaksanakan tugasnya mencapai gambaran diri yang diharapkan. Dan untuk mewujudkan semua itu, diperlukan komitmen, kesungguhan, sistem implementasi nyata semua pihak sehingga harapan tertanam profil pelajar pancasila dapat terwujud di tana Indonesia tercinta ini

(Ervides Samosir, CGP Kab. Bengkalis)